PengantenJawa

Melestarikan Budaya Luhur Adat Perkawinan Jawa

Sunday, May 04, 2008

Mantu si Bungsu : Tumplak Punjen

Pengertian:
Pada saat seseorang menikahkan (atau dalam bahasa Jawa disebut "mantu") anaknya yang terakhir maka secara adat Jawa ada tata laksana yang menandai "mantu terakhir" tersebut yaitu acara Tumplak Punjen. Penegrtian mantu ada yang berpendapat hanya untuk menikahkan anak wanita saja, tetapi ada juga yang berpendapat menikahkan anak laki - laki juga disebut "mantu".
Tumplak artinya tumpah (keluar semua) karena wadah ditumpahkan. Ditumplak artinya ditumpahkan, dikeluarkan semua (Poerwodarminta, 1939: 614). Punjen artinya dipanggul. Yang dipanggul adalah tanggung jawab, yakni tanggung jawab orangtua terhadap anak. Tumplak punjen artinya semua anak yang dipunji (menjadi tanggung jawab orangtua) telah dimantukan (ditumpak). Secara umum upacara Tumplak Punjen adalah dengan cara menumpahkan punjen (pundi - pundi) yang berisi peralatan tumplak punjen.

Tujuan dan Makna
a, Tasyakur (puji syukur) kepada Allah SWT, karena telah menuntaskan tanggung jawab untuk menikahkan putrinya
b. Memberitahukan kepada kerabat bahwa tugas untuk menikahkan putrinya telah selesai
c. Memberutahu kepada anak bahwa tugas orangtua telah selesai
d. Tanda cinta kasih orangtua kepada anak
e. tanda bakti anak kepada orangtua (ditandai dengan sungkeman)
f. Teladan agar suka bersedekah kepada sesama.
g. Harapan dan doa orangtua untuk kebahagiaan anak cucu.

Pelaksanaan
Tumplak punjen dilakukan pada rangkaian acara Panggih Penganten, yaitu sebelum Besan Mertui atau Mapag Besan (menjemput Besan). Adapaun tata laksananya adalah sbb:
a. Sambutan dari wakil putra putri yang ditujukan untuk bapak ibu
b. Jawaban dari bapak ibu
c. Sungkeman, mulai dari anak sulung sampai ke anak bungsu (penganten) beserta pasangan masing - masing (menantu). Saat sungkem orang tua memberikan katung kecil yang berisi biji - bijian, beras kuning, empon - empon, bunga sritaman, dan uang logam. Boleh juga berupa hadiah yang lebih besar nilainya (misal : perhiasan). Kantung - kantung kecil tersebut diambil dari bokor kencana (bokor keemasan). Isi bokor selengkapnya adalah : kantung - kantung kecil, biji - bijian (beras kuning, kedele, jagung, empon - empon, kembang sritaman, dan uang. Isi bokor tersebut biasa juga disebut udhik - udhik.
d. Setelah sungkeman selesai, orangtua menyebar isi bokor (udhik - udhik) dan semua anak cucu dan para tamu, boleh berebut. Udhik - udhik agar disisakan sedikit untuk tata laksana berikutnya.
e. Sisa udhik - udhik ditumplak (ditumpahkan) di depan pelaminan.
f. Selesai.

Pustaka:
Suwarna Pringgawidagda, Tata Upacara dan Wicara Pengantin Gaya Yogjakarta, 2006, Penerbit Kanisius. (DP)